Siapa yang tidak ingin ke Mekkah? Tiap umat Islam tentu sangat ingin ke Mekkah dan Madinah. Tanah Arab adalah bagian penting dari peradaban Islam sampai kini. Belum lagi rukun Islam menganjurkan untuk ke tanah suci apabila mampu. Batas kemampuan seseorang itu sangat berbeda dan mungkin saja berkata tidak sanggup tetapi karena ‘suatu alasan’ bisa diberangkatkan sesuai dengan janji-Nya.

Rindu ke negeri para nabi sepertinya adalah hal yang wajar di hati umat Islam, termasuk saya. Apa dan mengapa, adalah rindu saja, tak ada alasan untuk itu. Hati yang ingin namun raga belum terpanggil sepenuhnya untuk berangkat.

Saya tidak sedang bermain dalam halusinasi yang bisa bertelepati. Usaha mungkin sudah tetapi ingin belum tercapai. Secara dasar mengapa orang-orang ingin segera sampai ke tanah suci karena ibadah haji harus segera ditunaikan agar genap rukun kelima. Lepas dari itu, ada alasan lain yang mungkin saja berbeda dengan orang lain pula.

Tanah Arab Tak Cuma Gersang

Gersang tanah boleh saja tetapi di Arab adalah gudang ilmu. Perubahan dan peradaban pertama sekali diturunkan di tanah Arab. Semua nabi lahir dan memulai berdakwah di tanah Arab. Ilmu yang tak pernah pudar adalah di tanah Arab.

Kerajaan bisnis dan segala perekonomian dengan dahsyatnya dimulai dari tanah Arab. Muhammad adalah pebisnis ulung yang kemudian mengajarkan kepada umatnya untuk mencari nafkah di mana-mana selepas salat.

Pelajaran kepemimpinan dari tanah Arab tak bisa dilupakan begitu saja. Kontribusi para nabi dalam melahirkan segenap ilmu soal memimpin dan dipimpin menjadi pelajaran penting di kemudian hari bagi negara lain.

Tak ada ilmu yang terlewatkan di tanah Arab. Maka, selain ibadah haji dan umrah, ke sana adalah terapi jiwa dan raga soal kerohanian dan juga sejarah panjang umat manusia.

Negeri Kaya Raya

Minyak bumi menjadi bagian penting dari negeri Arab. Gersang sudahlah berpasir tetapi pesona negeri kaya tak bisa dipisahkan begitu saja dari negeri Arab. Arab Saudi tetap menjadi bagian penting dari peradaban kekayaan umat manusia.

Bukan bermaksud untuk ingin membandingkan tetapi sekadar melihat seperti apa orang-orang ‘kaya’ di Arab dalam berinteraksi dengan ‘kita’ yang datang sebagai serpihan debu dari kekayaan mereka.

Gedung tinggi di Arab tentu berbeda dengan gedung tinggi di negara tropis seperti kita. Gedung tinggi di Arab lebih mewah dan mahakarya yang dibuat untuk tahan terhadap terpaan badai gurun pasir yang ganas dan juga cuaca yang tak tentu dengan panas luar biasa.

Siapa yang tidak ingin ke negeri kaya? Banyak cara untuk mengetahui dan untuk segala tahu untuk kemudian dijadikan kenang-kenangan manis di masa mendatang.

Peradaban Islam yang Tak Padam

Umrah mungkin saat yang tepat untuk ‘jalan-jalan’ sebentar di tanah Arab. Menyelami peradaban Islam tentu berbeda di negeri yang bercabang. Arab adalah peradaban yang sebenarnya dan patut kita pelajari dengan benar.

Sampai di sana tentu kita meyakini bahwa tidak semua yang kita pelajari di sini adalah benar. Tiap pelajaran penting soal peradaban Islam tak lain sebagai pengembangan keilmuan yang kita tahu selama ini. Kita belajar, kita tahu lalu berubah ke arah yang lebih baik.

Di mana-mana di Arab adalah peradaban Islam. Tiap pesona di tanah Arab adalah sejuta harapan untuk Islam lebih baik. Apa yang terjadi di Arab menjadi kiblat baik secara hukum maupun kebiasaan umat Islam di seluruh dunia.

Bahasa dan Kebiasaan

Teks bahasa Arab dengan al-Quran tentu berbeda. Al-Quran berangkat dari bahasa baku namun tetap mengindahkan tata bahasa yang sempurna. Sedangkan saat orang-orang Arab berbicara akan sangat berbeda dengan yang terbiasa kita lihat dan rasakan.

Bahasa dan kebiasaan di Arab tentu berbeda dan sepatutnya kita paham bahwa itu bagian penting dari sebuah peradaban. Penting kita pelajari bahasa karena al-Quran tetaplah dalam bahasa Arab. Mengapa kita perlu tahu kebiasaan orang Arab karena secara tidak langsung dalam beragama mereka bisa lebih baik daripada kita, salah satu soal bahasa tadi.

Nah, bukankah kita harus segera menyiapkan niat untuk ke Arab. Saya sudah, bagaimana dengan kamu? 

#gapakedropsinyal #iziroam #TravelwithIziroam