Melukiskan Negara Impianku: Jepang

Melukiskan Negara Impianku: Jepang

Oleh : Siti Aidah

Setiap langkah pasti ingin memiliki cerita. Kita menginginkan tujuan yang pasti. Impian ingin segera menjadi kenyataan, meskipun kesulitan untuk menggapainya selalu menghampiri. Tahun ke-3 saat duduk di kelas tiga SMA, impianku ingin pergi ke Jepang semakin mekar bersama kuncup-kuncup sakura di belahan dunia sana. Berulangkali batin tersiksa, karena minimnya biaya. Tapi impian tetap saja tak kunjung surut, semangat tetap berkobar meski di tengah derita. 

Bagiku Jepang sangat memesona, begitu hati ingin menaklukan musim semi, juga ingin mengantongi daun maple untuk diceritakan ke tanah air. Negeri tercinta. Setiap kali rindu ingin mencapainya, aku terbitkan impian itu dengan mengikuti kompetisi menulis, berharap keinginan tidak cepat tenggelam. Begitupun yang terjadi saat ini, poster yang dibagikan di instagram seseorang tentang kompetisi iziroam semoga menjadi jalan agar aku bisa mencapai apa yang selama ini diharapkan. Karena aku percaya kalau sesuatu yang disampaikan dari hati, maka akan sampai ke hati. 

Keyakinanku tumbuh, bersama kesabaran yang butuh proses. Keikhlasan yang memerlukan nutrisi. Kerja keras yang membutuhkan bahan bakar. Keinginan mencecap budaya dan kuliner Jepang seperti sudah memenuhi tenggorokan, siap meluncur deras meminta diteriakan. 

Meskipun nyali kadang menciut, karena langkah ini tidak kunjung berpijak. Aku berharap aksara akan mengambil peran dengan baik. Mengubah sudut pamdang orang, akan kemustahilan terwujudnya impian. 

Hati berdebar menunggu kepastian, bibir tidak henti merapal dzikir. Negara impian seperti pameran yang dicelupkan lalu disuguhkan dalam kanvas imajinasi. Jika aku ceritakan alasan kekugamanku akan negeri sakura, akankah kau mendengarkannya? Lalu menyumbang suara sebagai semangat yang bergelora. Aku harap 'iya'. 

Alasannya sangat sederhana, yaitu karena kata-kata "Hiduplah dalam kemerahmudaan cinta". Apa yang kita hidupi dalam hidup semoga selalu bermanfaat jangan tenggelam dalam warna-warna gelap. Lihatlah sesuatu dengan terang benderang. Jemput asa dengan segenap perjuangan. 

Bagiku tidak ada impian yang setinggi langit tanpa ada keinginan yang melangit. Tidak ada kesulitan yang abadi, kumpulan cerita anekdot pasti akan menyapa. Kita hanya perlu kepandaaian untuk bekenalan, berguru dengan temu. Untuk menuai pengalaman yang berkesan. Sakura bukan hanya simbol keindahan Jepang, tapi juga simbol harapan bagi seseorang yang memiliki impian yang berwarna. Setiap kuncupnya yang gugur, mendekatkan diri untuk selalu bersyukur. 

Hanami atau pesta musim semi, seperti dongeng sebelum tidur yang akan dibawa ke alam mimpi. Semoga saja nanti, akan kureka menjadi nyata. Tinggal kulebihkan kembali usaha di atas rata-rata, kerana Tuhan akan menjawab doa setiap hamba di waktu yang tepat.

Kini cukup mainkan melodi indah, bacakan syair termanis. Karena kata-kata bijak juga dapat menggugah semangat untuk menggapainya. Kembalikan keputusan kepada Sang pemilik ketetapan. 

Sepanjang aksara yang tercipta semoga narasinya memangku rindu akan negeri impian, memuntahkan segala gundah, menerbangkan sayap-sayap cinta ke tanah Osaka, menandai Kyoto dan Tokyo dalam peta. Menarik diri agar segera melancong ke sana.

Pemilik kata yang abadi, semoga kesalahan tidak mengurangi niat dalam hati, tidak membuat layu mimpi-mimpi. Berkas mimpi sudah terangkum abadi, terlelap di dalam sanubari.

Jika bukan hari ini, aku harap suatu hari nanti. Apa yang dilukiskan semoga bukan hanya angan. Taklukan semua tantangan dengan senyuman.  Jangan menyerah dengan setiap keadaan. Hiragana dan katakana bukan kesulitan yang harus kauhindari.

Bandung, 21 Oktober 2019

#gapakedropsinyal#iziroam#TravelwithIziroam